Nasional.Top

lisensi

Advertisement

Advertisement
Redaktur
Sabtu, 13 Desember 2025, 07:52 WIB
Last Updated 2025-12-13T06:02:09Z
ActivismCulture

Hasanul Amri Sukses Selenggarakan Lomba Bercerita Bahasa Simolol sebagai Upaya Pelestarian Bahasa Daerah Simeul

Advertisement


Simeulue, Nasional.Top (13/12/25) | Upaya pelestarian bahasa daerah sebagai bagian dari warisan budaya takbenda terus dilakukan melalui pendekatan edukatif dan partisipatif. Salah satu inisiatif nyata dalam konteks tersebut ditunjukkan oleh Hasanul Amri, yang pada tahun 2025 menjadi penerima bantuan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Aceh Wilayah I. Bantuan ini diberikan atas usulan kegiatan Lomba Bercerita dalam Bahasa Simolol, yang berorientasi pada penguatan identitas kebahasaan dan pewarisan budaya lokal kepada generasi muda.

Kegiatan lomba bercerita ini telah berhasil dilaksanakan pada 10 Desember 2025 dan bertempat di Gedung Aula Serba Guna SMP Negeri 1 Simeulue Tengah. Pelaksanaan kegiatan berlangsung dengan tertib, sistematis, serta mendapat sambutan positif dari berbagai pemangku kepentingan, khususnya unsur pendidikan, tokoh adat, dan masyarakat penutur bahasa Simolol.


Peserta lomba merupakan siswa jenjang Sekolah Dasar (SD) yang berasal dari wilayah penutur utama bahasa Simolol. Tingginya antusiasme peserta terlihat dari kesungguhan mereka dalam menampilkan cerita rakyat, kisah keseharian, dan narasi sederhana yang disampaikan sepenuhnya menggunakan bahasa Simolol. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa daerah tersebut masih hidup dan dipraktikkan dalam ruang sosial masyarakat, khususnya di lingkungan keluarga dan pendidikan dasar.


Secara wilayah, kegiatan ini melibatkan peserta dari tiga kecamatan utama penutur bahasa Simolol, yaitu Kecamatan Simeulue Tengah, Kecamatan Simeulue Cut, dan Kecamatan Teluk Dalam yang berada di wilayah Kepulauan Simeulue. Keterlibatan lintas kecamatan ini mencerminkan luasnya sebaran penutur aktif bahasa Simolol serta pentingnya pendekatan kolaboratif dalam upaya pelestariannya.


Kegiatan lomba secara resmi dibuka oleh Ketua Rumpun Simolol Bersatu, yang dalam sambutannya menegaskan bahwa bahasa Simolol merupakan bagian penting dari identitas kultural masyarakat Simeulue. Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai medium pewarisan nilai, sejarah, dan kearifan lokal yang perlu dijaga keberlangsungannya di tengah arus modernisasi.


Sebagai tuan rumah kegiatan, Kepala SMP Negeri 1 Simeulue Tengah, Salfiadis turut menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya lomba bercerita dalam bahasa Simolol di lingkungan sekolah. Dalam sambutannya, kepala sekolah menyatakan bahwa sekolah memiliki peran strategis sebagai ruang pembelajaran sekaligus ruang kebudayaan. Ia menilai kegiatan ini sangat relevan dengan upaya penguatan karakter peserta didik serta implementasi pembelajaran berbasis kearifan lokal.


Lebih lanjut, kepala sekolah menyampaikan bahwa pelaksanaan lomba bercerita bahasa daerah di lingkungan sekolah merupakan bentuk sinergi antara dunia pendidikan dan pelestarian budaya. Menurutnya, kegiatan semacam ini mampu menumbuhkan rasa bangga siswa terhadap bahasa ibu, sekaligus meningkatkan keberanian, keterampilan berbicara, dan kecintaan terhadap budaya lokal sejak usia dini. Pihak sekolah, kata dia, terbuka dan siap mendukung kegiatan serupa di masa mendatang.


Dari perspektif kebudayaan dan pendidikan, lomba bercerita ini memiliki nilai strategis sebagai media pembelajaran kontekstual. Kegiatan bercerita mendorong pengembangan kompetensi literasi lisan, sosial, dan emosional siswa, sekaligus memperkuat identitas budaya lokal. Hal ini sejalan dengan kebijakan nasional tentang pelindungan bahasa daerah dan penguatan profil pelajar berkarakter.


Hasanul Amri selaku pengusul dan pelaksana kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal yang berkelanjutan dalam pelestarian bahasa Simolol. Dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Aceh Wilayah I menjadi faktor penting dalam menghadirkan program kebudayaan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat, khususnya generasi muda penutur bahasa daerah.


Dengan terlaksananya lomba bercerita bahasa Simolol ini, diharapkan tumbuh kesadaran kolektif mengenai pentingnya menjaga dan merawat bahasa daerah sebagai warisan budaya takbenda. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi model praktik baik (best practice) dalam pelestarian bahasa daerah yang dapat direplikasi di wilayah lain, baik di Aceh maupun di tingkat nasional.