Nasional.Top

lisensi

Advertisement

Advertisement
A. Hidayat
Kamis, 07 November 2024, 16:59 WIB
Last Updated 2024-11-07T10:05:54Z
ActivismNewsOpini

Menilik Nahkoda Selanjutnya; Abdya Butuh Pemimpin Yang Mengerti Persoalan Anak Muda

Advertisement


Nasional.Top, Banda Aceh –Penyelenggaraan Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), menetapkan tiga pasangan calon resmi yang diusung oleh beberapa partai politik, yakni Salman-Yusran, Jufri-Fakhruddin dan Safaruddin-Zaman. Adanya ketiga calon ini menjadi pertimbangan kapada masyarakat kabupaten breuh Sigupai itu, untuk memilih pemimpin yang mambangun Abdya lebih baik kedepannya. (7/11/2024)


Sementara itu, ada banyak harapan bagi para anak muda, agar Pilkada tahun ini mampu melahirkan pemimpin Abdya yang memberikan dampak positif terhadap perkembangan anak muda, dengan menjawab segala persoalan yang dihadapi.

 

Menurut Muhammad Alfhat Gifari, mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan, USK, ada beberapa faktor yang menghambat perkembangan anak muda di kabupaten Aceh Barat Daya, yang harus dituntaskan oleh bupati selanjutnya, salah satunya keterbatasan ruang berekspresi dan terkendalanya infrastruktur.


“Jika menilik dan menganalisis persoalan yang dialami, keterbatasan ruang berekspresi dan terkendalanya insfratuktur yang mendukung perkembangan anak muda menjadi kendala utama. Seperti, kurangnya peran anak muda dalam keterlibatan pembangunan Abdya, minimnya platform atau wadah yang mendukung, serta kurangnya insfrastuktur baik akademik maupun non akademik untuk menunjang kreativitas anak muda”. Ungkap Alfath


Secara lebih spesifik, Alfhat menilai kurangnya Sumber Daya Manusia, juga menjadi faktor penghambat perkembangan pemuda terutama pada segi pendidikan. 


“Kita tau bersama bahwa, SDM kita ini masih kurang, bisa dilihat ada beberapa sekolah yang menjadi favorit, sehingga banyak siswa yang berbondong-bondong masuk kesana. Sebaliknya, sekolah yang minim akan fasilitas dan tenaga pendidik akan kurang peminat sehingga tidak meratanya pendidikan yang berkualitas. Ini menjadi salah satu faktor mengapa kurangnya kualitas para anak muda, yaitu kurang meratanya pendidikan yang berkualitas di kabupaten Aceh Barat Daya” tambah Alfhat


Dalam pernyataan tersebut, kegigihan pemerintah kabupaten Abdya untuk membangun Sumber Daya Manusia dengan memperhatikan lembaga pendidikan baik itu formal maupun non formal, menjadi penting pada tahap perkembangan anak muda.


Adapun selanjutnya, terkait dengan wadah atau paltform yang mendukung peningkatan kualitas anak muda juga sangat berdampak untuk masa depan Abdya kedepan. Pemerintah harus memiliki strategi dalam mengembangkan potensi anak muda sehingga berdampak secara jangka panjang.


“Kebanyakan yang terjadi sekarang, hiburan atau event menjadi ketertarikan para pemuda, akan tetapi itu hanya bersifat sementara, pemerintah daerah harus peka dalam persoalan membangun pemuda dalam jangka waktu yang panjang. Misalnya, memberi dukungan kepada komunitas-komunitas di Abdya melalui dinas terkait”, ujarnya.


Dalam membentuk sebuah platform yang di support oleh pemerintah, katakanlah dari segi olahraga, ada banyak komunitas mulai dari sepak bola, badminton, volly dan lain sebagainya yang perlu diperdayakan. Melalui Dinas terkait, Pemerintah bisa memberi kesejahteraan baik kepada pelatih maupun pemain serta menyiapkan ajang atau event setiap tahunnya sebagai tolak ukur keberhasilan, disamping memberi semangat dan keseriusan dalam pencapain latihan. Tidak lupa pula wadah dan fasilitas pendukung, juga diberikan untuk keberlanjutan olahraga Abdya yang lebih baik. Begitu pula dengan kelompok atau komunitas yang lain. Seperti, pembinaan TPA atau balai pengkajian ilmu agama, serta kepada pecinta seni budaya dan musik.


Pada dasarnya ketersediaan sumber daya manusia yang memumpuni, ditambah dorongan wadah serta platform oleh pemerintah daerah, akan berdampak kepada penurunan angka pengangguran di kalangan anak muda. Di kutip dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat Daya, angka pengangguran anak muda pada tahun 2023 mencapai 4,08%. Hal ini meningkat jika di bandingkan pada tahun 2020 yang hanya di angka 3,93%.


Sebagai penutup, Alfhat kembali menghimbau masyarakat untuk memilih pemimpin yang betul-betul berpihak kepada rakyat terutama untuk anak muda sebagai generasi daerah berikutnya.


“Dalam menuntaskan persoalan demikian, diperlukannya pemimpin daerah yang berkemajuan, berpikir kreatif dan inovatif, sehingga mampu memberikan kebijakan-kebijakan efektif dan efisien bagi masyarakat terutama anak muda”, Tutup Alfhat.