Nasional.Top

lisensi

Advertisement

Advertisement
Aris Faisal Djamin S.H
Senin, 18 November 2024, 14:03 WIB
Last Updated 2024-11-19T02:01:21Z
ActivismNewsOpini

Interseksionalitas dalam Isu Gender dan Keadilan Sosial Aceh

Advertisement

Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Sukses dalam menyelenggarakan Stadium General dan diskusi publik bertema "Menggali Interseksionalitas dalam Isu Gender dan Keadilan Sosial di Aceh." Acara ini merupakan bagian dari proyek kelas Mata Kuliah Gender dan Politik yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap konsep interseksionalitas dan perannya dalam menciptakan keadilan social.


Acara tersebut menghadirkan dua narasumber yang berpengalaman dalam isu gender dan social yaitu; Dessy Setiawaty, perwakilan dari Yayasan Kesejahteraan Perempuan Indonesia (YKPI), dan Bayu Satria, pendiri Youth Ide. Kedua narasumber memberikan wawasan mendalam tentang tantangan yang dihadapi kelompok rentan di Aceh serta solusi berbasis kesetaraan dan keberlanjutan dalam diskusi Dessy Setiawaty mengatakan penting nya perubahan pola pikir masyarakat Aceh.


Dessy selaku pemateri menjelaskan bahwa; mengubah pandangan masyarakat dimulai daris setiap individu. Kesadaran ini kemudian menyebar ke masyarakat untuk mengedukasi pentingnya kesetaraan gender. Memberdayakan wanita dengan memberikan mereka alat dan sumber daya adalah langkah penting menuju keadilan sosial. Selain itu Dessy juga memberikan pemahaman dengan teori bahwa; memberikan pemberdayaan kepada perempuan tidak hanya berdampak kepada individu tetapi dapat mengedukasi kepada masyarakat serta memperkuat jaringan social.


Seminar yang berlangsung apik tersebut memaparkan tentang masih banyak kekerasan yang dialami perempuan berbasis gender dilapangan. Banyak sekali temuan-temuan di lapangan kekerasan yang berbasis gender secara angka kalau bicara di Indonesia sangat tinggi. Kalau bicara kekerasan berbasis gender terhadap perempuan KOMNAS HAM saja setiap tahun merilis laporannya dan itu tiap tahun meningkat.


Dalam diskusi publik Dessy Setiawaty mengatakan bahwasanya perlu ada kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam mengakses setiap bidang. “bahwa kita hadir bukan untuk memposisikan perempuan di atas laki laki tidak, tapi bagaimana perempuan mempunyai akses yang sama seperti laki laki pada pada kehidupan sosial.  Laki laki selalu diposisikan lebih prioritas, mau itu di akses pendidikan, mau itu di partisipasi di kampung bisa melalui rapat rapat kampung itu kan yang hadir kebanyakan laki laki. Kalau perempuan sengaja dibikin malam supaya perempuan tidak ada yang hadir”. Ujar Dessy


Bayu dalam paparannya juga mengatakan perlu ada perhatian khusus kepada kelompok kerentanan disabilitas. “Teman-teman kita dari kelompok rentan saat ini belum bisa banyak akses terhadap fasilitas. Misalnya ada penyandang disabilitas yang ingin ke kampus, tapi di kampus tidak ada fasilitas untuk penyandang disabilitas”. Salahsatu kutipan pembicaraan  narasumber kedua.


Bayu juga mengatakan kaum muda generasi Gen Z adalah kekuatan terkuat untuk menyuarakan kepedulian kepada kelompok rentan disabilitas. Salah satu kekuatan kaum muda Gen Z itu adalah nilai kerelawannya yang sangat peduli contoh coba aja kasih mereka ruang untuk berbicara setelahnya ya dia bisa berkembang dengan gagasan baru atau ide-ide nya.

 

Oleh : Najwan Muhajir Al Ghazi

Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UIN Ar-Raniry